Ayo Makan Seafood

Budaya Makan Seafood

KONSUMSI makanan laut alias seafood penduduk Indonesia terbilang minim, tertinggal dari negara Asia lainnya. Produsen makanan olahan, Fiesta, merilis seafood dalam bentuk siap saji.

Konsumsi seafood di Indonesia masih rendah, padahal wilayah kepulauannya lebih luas ketimbang negara Asia lainnya, seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Korea. Penduduk negara-negara ini justru mengonsumsi seafood lebih banyak.

Menurut Anna Wibowo, Brand Manager Fiesta Seafood, konsumsi seafood di Indonesia, sebut saja udang, hanya 1-1,5kg per kapita per tahun. Sementara, ayam hanya mencapai 7,8kg per kapita per tahun.

"Asupan seafood di Indonesia masih sedikit sekali ketimbang jenis daging lainnya, seperti ayam dan sapi. Padahal, dari segi kesehatan untuk tubuh, makanan laut lebih bagus ketimbang daging," katanya kepada Okezone usai acara Fiesta Seafood "Ayo Makan Seafood" di The Cone, FX Lifestyle X’nter, Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Fakta ini mendorong Fiesta Seafood, di bawah naungan PT. CP Prima, menghadirkan kemasan seafood siap saji. Produk ini, menurut Anna, dikreasikan Fiesta dari seafood yang dikembangbiakkan di tambak yang ada di Lampung.

Fiesta Seafood menjadi solusi bagi ibu rumah tangga yang ingin menyajikan menu cepat saji. Ini seperti diakui Chef Arnold Poernomo selaku brand ambassador Fiesta Seafood.

"Kalau beli bahan makanan yang masih mentah, tentunya harus diproses dahulu, harus melalui proses pencucian kemudian diolah dengan tepung dan digoreng. Tentu prosesnya lama," tuturnya pada kesempatan yang sama.

Ada sembilan varian Fiesta Seafood yang bisa didapatkan di supermarket maupun pasar tradisional, yaitu ebi fry, shrimp roll, seafood stick, shrimp nuggett, shrimp cutlet, fish ball, shrimp tofu, shrimp ball, dan shrimp shumai. Harga yang ditawarkan untuk kemasan 90gram-250 gram antara Rp25 ribu sampai Rp35 ribu.

"Saya paling suka eby fry karena dibuat dari udang segar, apalagi bisa dikreasikan dalam banyak menu. Sementara yang lain sudah melewati proses terlebih dahulu," tutup Chef Arnold. (ftr)